Home » Archives for Januari 2016
Aneka-Peliharaanhias---Siapa sih yang tidak kenal ikan hias cupang atau ikan hias Betta fish. Ikan Cupang yang dikenal dimasyarakat dan kalangan penghobii ikan cupang ini, pada umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu :
A. Ikan Cupang Hias (betta splenden),
B. Ikan Cupang Aduan (mis. betta imbelis), dan
C. Ikan Cupang Liar-Alam (wild betta).
Ikan cupang adalah salah satu jenis ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama walaupun ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara, ikan ini masih dapat bertahan hidup.
Berikut ini adalah Jenis Ikan Cupang :
A. Ikan Cupang Hias
Cupang hias, jenis nya macam- macam sesuai dengan bentuk-nya. Ini adalah cupang hias jenis serit. Cirinya sirip bergerigi dan menjuntai panjang mirip sisir. Cupang ini berasal dari perairan Indonesia. Harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah, bila kualitasnya ekspor. Dan yang mirip burung merak ini, adalah halfmoon, atau setengah bulan. Sirip nya bisa mengembang sampai setengah lingkaran.
Cupang hias terbagi menjadi 4, antara lain :
1. Ikan Cupang Serit
jenis cupang serit
Jenis ini memiliki ciri husus berupa jeruji di ekornya. jenis cupang ini masih terbagi menjadi 4 bagian yaitu serit 1, serit 2, serit 3, dan serit 4.
2. Ikan Cupang Pelakat
Plakat bentuknya hampir sama dengan tipe petarung. Namun bila amarahnya terusik, tipe plakat ini akan mengembangkan siripnya hingga tegak melebihi 180 derajat. inilah yang membedakan dengan cupang petarung. Jenis ini memiliki ciri seperti jenis bagan. namun corak warna nya yang membedakan.Biasanya lebih indah dan bentuk ekornya tak sehalus tipe bagan. Yang menonjol dari ikan cupang plakat adalah sirip bagian bawah tubuh lebih panjang dibandingkan jenis ikan cupang yang lain.
3. Ikan cupang double tail
4. Ikan cupang halfmoon
jenis cupang halfmoon
Cupang jenis ini memiliki ciri khusus yaitu ekornya yang lebar seperti kipas dan kibatannya mencapai 180 derajat. hingga seperti busur makanya dinamakan halfmoon.
5. Ikan cupang giant
Cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang antara cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm. Cupang ini adalah jenis cupang terbesar.
Ciri-ciri umum cupang aduan diantaranya : badannya full pressed body (ramping), kalo dilihat seksama ada cekungan halus dari ujung badan sampai samping perut, sisik kecil2 tebal, bentuk dahi seperti ikan arwana, ring bibir tebal, jari-jari sirip ekor halus rapat (jari-jari sirip yg besar rawan terserang jamur, saat sirip terkoyak/luka), pembawaannya low profile, (santai tapi waspada), Cupang model begini rata2 raja-tega di medan laga, menyerang musuh tanpa ampun, kadang berakhir dgn kematian lawan.
C.Ikan Cupang Liar
Ikan cupang pada dasarnya adalah ikan liar yang hidup di rawa-rawa bahkan di persawahan, karena keindahannya dan dapat di adu maka sekarang banyak orang yang membudidayakannya. dan sekarang sudah banyak persilangan dari berbagai macam cupang dan menghasilkan jenis cupang baru.
Aneka-Peliharaanhias----Melati air (Echinodorus palaefolius var. latifolius) adalah tanaman berbunga yang indah dan menyegarkan udara yang masuk dalam suku Alismataceae dan berasal dari Brazil, Peru, Meksiko dan Uruguay. Bunga melati air ini unik karena hidup di genangan air yang banyak. Bunga melati air sangat cantik dan menarik. Ciri-ciri bunga melati air yaitu memiliki bunga berwarna putih dengan jumlah kelopak bunga 3, kepala sari berwarna kuning ditengah membentuk lingkaran.
Tanaman ini punya banyak kelebihan. Selain rajin berbunga tak kenal musim, melati air (Echinodorus palaefolius) juga punya bentuk daun yang eksotis, makin ke atas makin melebar. Tanaman bunga melati air berbunga tidak kenal musim. Daun tanaman bunga melati air memiliki bentuk yang eksotis, semakin ke atas makin melebar. Daun melati air agak kaku, permukaan dan bagian bawah daun ditumbuhi bulu-bulu yang kasar dengan bentuk daun bervariasi mulai dari bulat besar, lonjong besar dan lonjong kecil . Bunga melati air akan mekar pada saat pagi hari dan akan kembali menguncup pada sore hari.
Tanaman Hias Melati Air - Gambar: Google |
Melati air pada dasarnya merupakan tumbuhan yang sangat mudah ditanam. Bahkan Anda yang tidak pernah memiliki pengalaman bercocok tanam pun bisa memeliharanya. Tanaman ini membutuhkan tanah yang mengandung banyak air. Selanjutnya Anda harus mengondisikan supaya tanah tersebut selalu dalam keadaan lembab. Alangkah baik jika tanaman di tanam di tempat yang teduh, tidak terkena terik matahari langsung. Melati air juga tidak membutuhkan perawatan yang rumit lho sebab mempunyai kemampuan beradaptasi yang baik.
Jika ingin menanam melati air bak di dalam pot ataupun dalam kolam khusus, dapat mengikuti langkah-langkah dibawah ini :
Persiapan Pot Tanaman Hias Melati Air
Tidak ada spesifikasi mengenai jenis pot atau kolam yang bisa digunakan untuk menanam melati air. Anda bisa menggunakan kolam tanah, kolam beton, kolam fiberglass, hingga pot ukuran besar yang diisi air. Selanjutnya kolam tersebut dikeringkan dan dijemur selama 2-3 hari untuk mematikan kuman dan bakteri berbahaya bagi tanaman yang ada di dalamnya.
Penambahan Media Tanam pada Tanaman Hias Melati Air
Perlu diperhatikan, tanaman hias melati air membutuhkan media tanam sebagai tempat pertumbuhan akarnya. Tanaman ini sangat menyukai media tanam yang mengandung jumlah air yang tinggi. Anda bisa menggunakan tanah liat yang mengandung lumpur dan dicampurkan dengan pupuk kandang secukupnya. Jika tidak mau repot, ambil saja tanah di sawah lalu masukkan ke dalam kolam. Isilah kolam memakai media tanam hingga memenuhi 1/3 dari total volumenya.
Penanaman Bibit Tanaman Hias Melati Air
Bibit melati air yang sudah Anda beli di Toko Tanaman hias yang menjual melati air bisa langsung ditanamkan ke dalam pot atau kolam. Caranya, buatlah lubang tanam lalu masukkan seluruh bagian akar melati air. Usahakan posisi akar tersebut menyebar ke seluruh area pot dan kolam. Lanjutkan proses penanaman ini sampai seluruh bibit yang Anda miliki berhasil ditanamkan.
Bibit Melati Air - Gambar: Google |
Pengisian Air pada Tanaman Hias Melati Air
Setelah semua bibit melati air sudah ditanam dengan baik, kini saatnya mengisi air ke dalam kolam tersebut. Gunakan air yang bersih untuk mengisi kolam dapat berupa air sumur atau air ledeng PDAM yang telah diendapkan selama satu malam. Isilah kolam dengan air hingga ketinggian muka air berada di posisi setengah ketinggian batang tanaman. Pastikan tidak ada tanaman yang tenggelam karena pasti akan membusuk.
Cara Perawatan Tanaman Hias Melati Air
Tanaman Hias Melati air tidak memerlukan penyiraman karena semua kebutuhan airnya sudah tercukupi dengan baik dalam genangan air yang tersedia. Faktor yang perlu diperhatikan adalah pemupukan. Berikan pupuk NPK kepada tanaman ini setiap sebulan sekali untuk mendukung pertumbuhannya. Pupuk NPK yang akan diberikan ke tanaman jangan langsung disebar begitu saja ke dalam kolam. Pemberian pupuk ini harus dikerjakan dengan metode penyuntikan memakai selang. Selang dimasukkan ke dalam media tanam, lalu pupuk NPK dialirkan lewat selang ini.
Setelah tanaman cukup besar, sebaiknya dipindah ke wadah yang lebih besar. Bisa ke bak atau pot. Tanaman Hias Melati air sangat bagus tumbuh di media yang lebar. Makin lebar dan besar wadah, makin bagus tampilannya. Bisa menggunakan pot tanah, sementara media tanamnya lumpur, pupuk kandang, ditambah pupuk NPK. Yang harus diperhatikan, sebaiknya berhati-hati ketika memindahkan melati air dari ember ke wadah yang lebih besar, pot misalnya. Tak boleh sembarang bongkar agar akar tanaman tidak putus.
Demikianlah tentang tanaman hias melati air, baik pengertian maupun cara perawatannya. Semoga bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung di blog ini.
Sumber :
https://belajartani.com/5-cara-pemupukan-yang-biasa-dilakukan-petani/.
https://travel.kompas.com/read/2009/09/30/15402440/melati.air.si.eksotis.yang.rajin.berbunga /.
https://www.uvplastik99.com/2019/09/tips-dan-trick-jitu-melakukan-budidaya.html
Anekapeliharaanhias---Sistim filterasi adalah suatu cara dan daya upaya dengan tujuan untuk menyaring segala macam dan ragam zat atau benda yang dapat mengurangi kualitas air yang dapat menurunkan, merugikan dan atau membahayakan kelangsungan hidup koi .
Biasanya banyak pemula yang membuat sistim filter tanpa berusaha menyelami makna filtrasi itu sendiri. Biasanya pemula yang belum mengerti, hanya berusaha membuat sistim filtrasi dengan tujuan bagaimana “ membuat air tetap bersih dan dapat melihat koi dengan nyaman “ hal ini pada awalnya juga dialami oleh penulis.
Sebelum membahas lebih jauh tentang sistim filtrasi hendaknya kita coba untuk sedikit membayangkan komunitas yang ada dalam suatu kolam.
Untuk hidup yang pasti yang dibutuhkan koi adalah air dan oksigen. Air dibutuhkan karena memang koi adalah mahluk air, oksigen mutlak di butuhkan semua mahluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya.
Yang menjadi pertanyaan adalah air yang bagaimana ?
Dalam suatu kolam yang menjadi sumber atau penyebab penurunan kualitas air itu sendiri bisa berasal dari komunitas itu sendiri atau dari luar kominitas.
Dari luar komunitas misalkan daun pohon yang jatuh ke kolam lalu membusuk, dan sebagainya. Dari dalam komunitas itu sendiri banyak sekali misalkan dari kotoron (feses koi) itu sendiri.
Yang perlu kita pahami disini adalah suatu kolam adalah suatu komunitas buatan dalam artian kolam itu adalah komunitas yang dibuat manusia bukan terjadi secara alamiah.
Bila suatu komunitas terjadi secara alamiah, proses terbentuknya pastilah membutuhkan waktu yang sangat lama.
Kita membuat kolam sebenarnya bertujuan untuk membentuk suatu komunitas ( lihat artikel , KOI UNTUK PEMULA ), jadi tujuan pembuatan filtrasi itu sendiri adalah sebagai jalan pintas atau penyederhanaan siklus kedihupan dan ratai makanan ).
Apa yang harus disaring ?
Yang harus disaring dalam filter adalah hal – hal yang dapat mengurangi atau merusak kualitas hidup koi dan menggangu ketidak nyaman kita dalam menikmati keindahan koi.
Kotoran atau sampah yang pertama harus kita hilangkan, misalkan kotoran koi, sisa daun busuk dan sebagainya, sehingga air tetap jernih.
Apa itu sudah cukup ?
Tidak.
Nah biasanya bagi para pemula, mengapa sering gagal dalam pemeliharaan koi karena dalam usaha filtrasi hanya bertujuaan bagaimana agar “ air jernih saja “.
Air jernih saja belum cukup, air yang jernih belum tentu baik untuk kehidupan koi , karena dalam suatu komunitas air banyak sekali terdapat kandungan zat – zat yang membahayakan kehidupan koi itu sendiri. Misalkan saja gas ammonia yang timbul atau dihasilkan oleh kotoran ( feses ) koi itu sendiri.
Filter Apa yang terbaik ?
Filter yang terbaik adalah filter dengan gabungan filter kimia, fisika dan biologi.
Filter fisika adalah sistim filter yang menyaring secara mekanis untuk kotoran – kotoran yang ukuran besar dan atau kasat mata. Misalkan daun busuk, kotoran ikan dsb.
Filter kimia adalah sistim filter yang menggunakan proses kimia. Misalkan untuk menetralisir racun atau residu obat – obatan yang kita pakai.
Filter biologi adalah sistim filter dengan menggunakan proses biologis.
Bagaimana idealnya susunan sistim filtrasi ?
Susunan sistim filtrasi yang ideal adalah sisitim fisika, kimia, bilogi , dan kimia, secara berurutan, namun arti ideal disini tidaklah mutlak, yang menjadi dasarnya sebenarnya kebutuhan design kolam itu sendiri dan sumber air yang akan kita pakai.
Design kolam itu sendiri sangat menentukan bagaimana penempatan sistim filtrasi yang sesuai. Bila kita terlalu memaksakan idealisme namun akhirnya kita kurang bisa menikmati kolam kita akan kurang menyenangkan, begitu pula apabila kita terlalu mengedepankan design tetapi terlalu mengabaikan sistim filtrasi nantinya kita akan kesulitan dalam pemeliharaan koi, hal ini tentunya akan menjadi hal yang tidak menyenangkan juga.
Disamping itu yang menjadi dasar sistim filter yang ideal tentunya adalah kualitas sumber air itu sendiri. Jadi maksudnya sebelum kita mendesign sistim filtrasi kita paling tidak mengetahui seberapa kualitas sumber air yang akan kita gunakan. Misalkan saja apakah mengandung zat besi yang terlalu tinggi, bila mengandung zat besi yang di luar batas toleransi maka kita dapat mendesign kolam dengan sistim button drain dengan airasi yang maksimal.
Bagaimana Mengetahu Zat – Zat yang terkandung dari Sumber Air ?
Cara paling cepat dan tepat adalah memeriksakan sumber air kita ke Laboratorium, hasil dari laboratorium akan memberikan kita gambaran yang sangat lengkap.
Apabila anda pemula yang ingin membuat kolam dengan anggaran terbatas, memerikasakan sumber air ke Laboratorium tidaklah mutlak.
Sekarang tinggal anda meneliti lingkungan sekitar, misalkan apakah berlokasi di kota besar, dekat dengan lingkungan industri, dan sebagainya.
Menurut pengalaman penulis untuk daerah kota – kota kecil dan menengah apabila mengunakan sumber air sumur saja sudah cukup memadai, tinggal apakah lokasi sumur tersebut dekat dengan daerah industri atau tidak.
Yang sering menjadi masalah biasanya hanya terkendala dengan kandungan zat besi ( fe ) yang tinggi atau kandungan logam yang lain, hal ini bisa diatasi dengan memperdalam sumur atau memindahkan sumur tersebut ke lokasi yang lain kalau memang memungkinkan.
Kalau memang agak ragu dengan sumber air yang akan anda gunakan bisa mencoba dengan mengambil sempel air kedalam botol warna bening cobalah amati apakah air tersebut berwarna ? apakah berbau ? apabila ya biasanya sumber air tersebut kurang layak ‘
Apabila tidak dan anda masih kurang yakin cobalah untuk memdiamkan beberapa hari, apabila tetap jernih biasanya cukup layak untuk digunakan.
Apabila ada perubahan warna ( biasanya kekuningan ) itu berarti mengandung unsur logam ( biasanya zat besi ). Bila terjadi hal demikian sebaiknya anda mendesign kolam dengan sistim buttom drain ( saluran keluar bawah kolam ), mengapa demikian ?
Air yang mengandung zat besi yang tinggi apabila tercampur dengan udara ( oksigen ) zat besi akan mengendap di dasar, apabila kolam anda menggunakan sistim button drain anda dapat membuang air bagian dasar tersebut, itu berarti kandungan besi di air tersebut sudah menurun cukup drastis.
Jadi Sistim filtrasi yang paling tepat sangat lah flexsibel, situasional, dan kondisional.
1. FILTER FISIKA
Filter fisika atau filter mekanis bisa menggunakan berbagai macam media tergantung kreatifitas dan anggaran biaya yang kita siapkan.
Contohnya pakai dakron, pasir, brush, matras dan sebagainya, dengan kelemahan dan keunggulan masih – masing media.
Sistim fisika ini tidak harus memakai media filter seperti sistim filter yang lain.
Sistim filtrasi ini bisa kita buat tampa media, dengan mengintegrasikan kedalam rancangan kolam itu sendiri, sehingga rancangan kolam itu di buat sedemikian rupa sehingga sistim kolam itu sendiri berfungsi sebagai filter fisika.
2. FILTER KIMIA
Untuk kolam ikan koi juga digunakan filter kimia yaitu sistem filter yang menggunakan media yang dapat meningkatkan kualitas air dengan proses kimiawi. Contoh media yang dapat dipakai misalkan, arang, batu zeloit, batu karang, memakai sinar ultraviolet, dll.
3. FILTER BIOLOGI
Dalam sistim ini proses penyaringan dengan proses biologis dengan bantuan bakteri pengurai yaitu bakteri yang sengaja ditumbuhkan dengan media biobal atau kramik ring, lendir yang menempel pada biobal ini yang disebut nitrobacter yang tumbuh dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas air.
Sedangkan media yang digunakan sifatnya hanya sebagai tempat tinggal bakteri pengurai itu sendiri dan juga berguna sebagai filter mekanis / fisika.
Media yang dapat dipakai misalkan bio ball, Matras, ring Keramik , atau dapat kita buat sendiri misalkan dari pipa PVC.
Filter biologi dapat juga dengan menggunakan media tanaman air misalkan Teratai, enceng gondok, dan sebagainya, yang lebih dikenal dengan istilah vergie filter.
Dari penjelasan di atas mungkin dapat diambil kesimpulan bahwa membuat racangan kolam dan filter untuk ikan hias koi ini, sangat flexsibel tergantung situasi dan kondisi serta kesediaan sumber daya yang ada.
Demikian cara mudah membangun sistem filterisasi untuk ikan koi, semoga bermanfaat, terimakasih.
Biasanya banyak pemula yang membuat sistim filter tanpa berusaha menyelami makna filtrasi itu sendiri. Biasanya pemula yang belum mengerti, hanya berusaha membuat sistim filtrasi dengan tujuan bagaimana “ membuat air tetap bersih dan dapat melihat koi dengan nyaman “ hal ini pada awalnya juga dialami oleh penulis.
Sebelum membahas lebih jauh tentang sistim filtrasi hendaknya kita coba untuk sedikit membayangkan komunitas yang ada dalam suatu kolam.
Untuk hidup yang pasti yang dibutuhkan koi adalah air dan oksigen. Air dibutuhkan karena memang koi adalah mahluk air, oksigen mutlak di butuhkan semua mahluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya.
Yang menjadi pertanyaan adalah air yang bagaimana ?
Dalam suatu kolam yang menjadi sumber atau penyebab penurunan kualitas air itu sendiri bisa berasal dari komunitas itu sendiri atau dari luar kominitas.
Dari luar komunitas misalkan daun pohon yang jatuh ke kolam lalu membusuk, dan sebagainya. Dari dalam komunitas itu sendiri banyak sekali misalkan dari kotoron (feses koi) itu sendiri.
Yang perlu kita pahami disini adalah suatu kolam adalah suatu komunitas buatan dalam artian kolam itu adalah komunitas yang dibuat manusia bukan terjadi secara alamiah.
Bila suatu komunitas terjadi secara alamiah, proses terbentuknya pastilah membutuhkan waktu yang sangat lama.
Kita membuat kolam sebenarnya bertujuan untuk membentuk suatu komunitas ( lihat artikel , KOI UNTUK PEMULA ), jadi tujuan pembuatan filtrasi itu sendiri adalah sebagai jalan pintas atau penyederhanaan siklus kedihupan dan ratai makanan ).
Apa yang harus disaring ?
Yang harus disaring dalam filter adalah hal – hal yang dapat mengurangi atau merusak kualitas hidup koi dan menggangu ketidak nyaman kita dalam menikmati keindahan koi.
Kotoran atau sampah yang pertama harus kita hilangkan, misalkan kotoran koi, sisa daun busuk dan sebagainya, sehingga air tetap jernih.
Apa itu sudah cukup ?
Tidak.
Nah biasanya bagi para pemula, mengapa sering gagal dalam pemeliharaan koi karena dalam usaha filtrasi hanya bertujuaan bagaimana agar “ air jernih saja “.
Air jernih saja belum cukup, air yang jernih belum tentu baik untuk kehidupan koi , karena dalam suatu komunitas air banyak sekali terdapat kandungan zat – zat yang membahayakan kehidupan koi itu sendiri. Misalkan saja gas ammonia yang timbul atau dihasilkan oleh kotoran ( feses ) koi itu sendiri.
Filter Apa yang terbaik ?
Filter yang terbaik adalah filter dengan gabungan filter kimia, fisika dan biologi.
Filter fisika adalah sistim filter yang menyaring secara mekanis untuk kotoran – kotoran yang ukuran besar dan atau kasat mata. Misalkan daun busuk, kotoran ikan dsb.
Filter kimia adalah sistim filter yang menggunakan proses kimia. Misalkan untuk menetralisir racun atau residu obat – obatan yang kita pakai.
Filter biologi adalah sistim filter dengan menggunakan proses biologis.
Bagaimana idealnya susunan sistim filtrasi ?
Susunan sistim filtrasi yang ideal adalah sisitim fisika, kimia, bilogi , dan kimia, secara berurutan, namun arti ideal disini tidaklah mutlak, yang menjadi dasarnya sebenarnya kebutuhan design kolam itu sendiri dan sumber air yang akan kita pakai.
Design kolam itu sendiri sangat menentukan bagaimana penempatan sistim filtrasi yang sesuai. Bila kita terlalu memaksakan idealisme namun akhirnya kita kurang bisa menikmati kolam kita akan kurang menyenangkan, begitu pula apabila kita terlalu mengedepankan design tetapi terlalu mengabaikan sistim filtrasi nantinya kita akan kesulitan dalam pemeliharaan koi, hal ini tentunya akan menjadi hal yang tidak menyenangkan juga.
Disamping itu yang menjadi dasar sistim filter yang ideal tentunya adalah kualitas sumber air itu sendiri. Jadi maksudnya sebelum kita mendesign sistim filtrasi kita paling tidak mengetahui seberapa kualitas sumber air yang akan kita gunakan. Misalkan saja apakah mengandung zat besi yang terlalu tinggi, bila mengandung zat besi yang di luar batas toleransi maka kita dapat mendesign kolam dengan sistim button drain dengan airasi yang maksimal.
Bagaimana Mengetahu Zat – Zat yang terkandung dari Sumber Air ?
Cara paling cepat dan tepat adalah memeriksakan sumber air kita ke Laboratorium, hasil dari laboratorium akan memberikan kita gambaran yang sangat lengkap.
Apabila anda pemula yang ingin membuat kolam dengan anggaran terbatas, memerikasakan sumber air ke Laboratorium tidaklah mutlak.
Sekarang tinggal anda meneliti lingkungan sekitar, misalkan apakah berlokasi di kota besar, dekat dengan lingkungan industri, dan sebagainya.
Menurut pengalaman penulis untuk daerah kota – kota kecil dan menengah apabila mengunakan sumber air sumur saja sudah cukup memadai, tinggal apakah lokasi sumur tersebut dekat dengan daerah industri atau tidak.
Yang sering menjadi masalah biasanya hanya terkendala dengan kandungan zat besi ( fe ) yang tinggi atau kandungan logam yang lain, hal ini bisa diatasi dengan memperdalam sumur atau memindahkan sumur tersebut ke lokasi yang lain kalau memang memungkinkan.
Kalau memang agak ragu dengan sumber air yang akan anda gunakan bisa mencoba dengan mengambil sempel air kedalam botol warna bening cobalah amati apakah air tersebut berwarna ? apakah berbau ? apabila ya biasanya sumber air tersebut kurang layak ‘
Apabila tidak dan anda masih kurang yakin cobalah untuk memdiamkan beberapa hari, apabila tetap jernih biasanya cukup layak untuk digunakan.
Apabila ada perubahan warna ( biasanya kekuningan ) itu berarti mengandung unsur logam ( biasanya zat besi ). Bila terjadi hal demikian sebaiknya anda mendesign kolam dengan sistim buttom drain ( saluran keluar bawah kolam ), mengapa demikian ?
Air yang mengandung zat besi yang tinggi apabila tercampur dengan udara ( oksigen ) zat besi akan mengendap di dasar, apabila kolam anda menggunakan sistim button drain anda dapat membuang air bagian dasar tersebut, itu berarti kandungan besi di air tersebut sudah menurun cukup drastis.
Jadi Sistim filtrasi yang paling tepat sangat lah flexsibel, situasional, dan kondisional.
1. FILTER FISIKA
Filter fisika atau filter mekanis bisa menggunakan berbagai macam media tergantung kreatifitas dan anggaran biaya yang kita siapkan.
Contohnya pakai dakron, pasir, brush, matras dan sebagainya, dengan kelemahan dan keunggulan masih – masing media.
Sistim fisika ini tidak harus memakai media filter seperti sistim filter yang lain.
Sistim filtrasi ini bisa kita buat tampa media, dengan mengintegrasikan kedalam rancangan kolam itu sendiri, sehingga rancangan kolam itu di buat sedemikian rupa sehingga sistim kolam itu sendiri berfungsi sebagai filter fisika.
2. FILTER KIMIA
Untuk kolam ikan koi juga digunakan filter kimia yaitu sistem filter yang menggunakan media yang dapat meningkatkan kualitas air dengan proses kimiawi. Contoh media yang dapat dipakai misalkan, arang, batu zeloit, batu karang, memakai sinar ultraviolet, dll.
3. FILTER BIOLOGI
Dalam sistim ini proses penyaringan dengan proses biologis dengan bantuan bakteri pengurai yaitu bakteri yang sengaja ditumbuhkan dengan media biobal atau kramik ring, lendir yang menempel pada biobal ini yang disebut nitrobacter yang tumbuh dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas air.
Sedangkan media yang digunakan sifatnya hanya sebagai tempat tinggal bakteri pengurai itu sendiri dan juga berguna sebagai filter mekanis / fisika.
Media yang dapat dipakai misalkan bio ball, Matras, ring Keramik , atau dapat kita buat sendiri misalkan dari pipa PVC.
Filter biologi dapat juga dengan menggunakan media tanaman air misalkan Teratai, enceng gondok, dan sebagainya, yang lebih dikenal dengan istilah vergie filter.
Dari penjelasan di atas mungkin dapat diambil kesimpulan bahwa membuat racangan kolam dan filter untuk ikan hias koi ini, sangat flexsibel tergantung situasi dan kondisi serta kesediaan sumber daya yang ada.
Demikian cara mudah membangun sistem filterisasi untuk ikan koi, semoga bermanfaat, terimakasih.